sitoradostdaram sitoradostdaram sitoradostdaram

Sunday, November 13, 2016

-Curhat Hari Minggu; Servicks Musnahlah-

Happy Sunday...

Untuk kesekian kali mengabaikan blog ini. hahahaha... agak sedikit menghindari pengunjung gelap.
Kali ini gue mau cerita tentang kondisi yang sedang dialami oleh teman saya; kanker servicks.

Sampai detik ini bingung kenapa sih servicks itu ada? Mengapa begitu banyaknya virus yang harus diderita oleh para wanita? Rasanya nggak adil... 


Sewaktu gue tahu doi terkena servicks, jantungku seperti berhenti berdetak sesaat. Diam sejenak, duka memenuhi isi perasaan. Dengan kecepatan kilat menyambar, demikian juga aku mencari tahu apa penyebab servicks itu lewat Mbah Google. 
Yang aku temukan penyebabnya pertama kali adalah penggunaan toilet umum yang tidak bersih. Selain itu juga ada alasan yang paling sering menyebabkan wanita terkena servicks yaitu seringnya melakukan hubungan badan dengan pria yang berbeda. Seperti HIV yah.. Tapi bukan... Karena gue bukan orang kedokteran jadi, jika ingin info yang lebih lengkap silahkan tanya dokter spesialis saja.


Yang mau aku ceritakan adalah wanita ini adalah temanku di almamater tempatku bekerja, beda kantor yang aku kenal di salah satu organisasi rohani di Gereja tempatku beribadah. Dulunya aku sangat dekat sekali dengan beliau. Namun,,, ada hal yang membuatku memutuskan untuk menjauhinya dalam arti tidak mau terlalu dekat dengannya, yaitu dia memiliki karakter yang terlalu banyak mengatur kehidupanku, belum lagi aku melihat dia seperti mengambil keuntungan dari ku. Entahlah,,,  Aku hanya ingin bersahabat dengan orang yang benar2 tulus berteman; bukan cuma sekedar memanfaatkan temannya. Mengaturku dengan diktatornya seolah-olah apa yang dia perbuat dan dia katakan dapat diterima oleh semua orang. Dan satu lagi, gue bukan tipe orang yang suka berteman dengan orang yang 'berlebihan' dengan omongan. Aku pasti akan gerah sendiri. Daripada membuat sebuah konflik aku putuskan menjauh. Titik yang paling membuatku merasa memuncak adalah ketika pernikahan sahabat kami di salah satu daerah di Sidikalang, Sumatera Utara, Indonesia.
Aku benar-benar merasa seperti ditipu. " Maafkan aku teman, jika aku harus berpikiran seperti itu.. "

Sampai akhirnya seminggu dia menikah, dia mengirimkan bahan kebaya untuk ku jahit ke rumah sahabatku itu; Tini di Depok... Aku bingung sendiri, sebenarnya ini anak masih menganggapku temannya apa ga yah? Sepengetahuanku kalau kita bisa dapat seragaman kebaya itu dikarenakan kita termasuk orang dekatnya. So,, kenapa bahan itu harus dikirim ke Depok sementara rumahnya dengan rumahku di Jakarta ini hanya berjarak 15 menit? Jika aku masih dianggap sebagai temannya mengapa dia tidak heboh mengabari ku jauh hari sebelum dia menikah Karena aku kenal betul doi ini orang yang sangat heboh dalam segala hal. Sampai aku harus berpikir bahwa dia sepertinya hanya ingin membalasa kondisi beberapa tahun lalu yang diberikan seragam oleh teman kami. 
Aku sama sekali nggak berharap dia memberikanku seragam kebaya itu, tapi dengan cara seperti ini aku semakin kesal dan menganggap bahwa dia sedang ingin mencari perkara. Teman-teman malah berpikir aku yang nggak mau menerima seragam dari dia. 
Ahhh.. sudahlah, pikirku waktu itu. Percuma kalau aku harus membalas sikap dia. Aku putuskan tetap diam. Tidak mengambil bahan yang ada di Depok itu dan tidak menanyakan dia kapan menikah.

Tapi, hal yang mungkin dia tidak ketahui, aku turut bahagia atas pernikahannya.

Seminggu setelah dia menikah, aku mendengar kabar dia sakit. Servicks menggerogoti rahimnya. Aku turut bersedih. Aku inisiatif berkunjung ke rumahnya malam itu juga. Aku lihat tubuhnya yang sedang berbaring di kasur. Aku peluk dia, dan tidak lupa mengatakan " Apa kabarmu?"

Berat badannya yang turun drastis, 7 kilo dalam seminggu ( kata Mamanya ), wajahnya yang tampak sangat pucat, belum lagi tubuhnya yang tampak terlihat sangat tua dari yang biasa. 

" What's going on with you?? " lirihku dalam hati.

Karena dia tidak mengundangku secara langsung di hari pernikahannya, aku putuskan untuk tidak datang. Pantang bagiku untuk datang di acara bahagia orang lain jika tidak diundang, namun jika orang itu sedang berduka, tidak perlu bagiku dia atau keluarganya mengundangku secara langsung.

Walau mungkin dia tidak menganggapku sebagai orang dekatnya lagi, namun aku masih tetap mendoakan untuk kepulihan dia dari penyakit yang dialaminya. 
Bukan bagianku untuk membalas sikap 'tidak baiknya' kepadaku. 

Dengan cara ini aku seperti menaruh air diatas bara api yang ada di hatinya. 

Semoga Tuhan memberikan pemulihan kepadamu, temanku... 





.LaDy.
.Jkt.131116.04.30pm.
Share Article on :