sitoradostdaram sitoradostdaram sitoradostdaram

Tuesday, August 30, 2016

- Tuesday, 300816 -

Hari ini suara hilang. Gejala sih dari dua hari yang lalu mulai batuk - batuk. Ehhh, kesininya suara ini malah makin kabur dan burem. Dari pagi pengennya nggak masuk kerja, tapi nggak enak juga secara minggu depan juga udah mau cuti 3 hari. Ya salammm... ditahankan sajalah dulu derita ini.

.Lady.
Jakarta, kantor tercinta, 300816
Share Article on :

-Tragedi Pagi Hari Bersama Nasabah-

Puji Tuhan..
Pagi-pagi udah dapat nasabah ngamuk-ngamuk; hina-hina kantor ini dan gue terlebih lagi..
hiksss.. rasanya pengen membelah diri. Rasanya pengen punya ilmu menghilang dari hadapan nasabah itu.

Kalau tanya pemimpin saya, tampaknya beliau sedang sakit; terbukti dari pengakuan dia tadi bahwa dia sedang sakit.

Jadi ceritanya itu beliau ini punya kartu ATM KPE (Kartu Pegawai Elektronik) tertalan di mesin ATM di Bekasi. Beliau komplain ke Bank yang ada dekat dengan kantornya di salah satu Departemen di Jakarta ini. Mungkin beliau merasa tidak terima dan tidak merasa puas dengan jawaban dari rekan saya, alhasil dia datanglah ke kantor cabang utama ini. Dengan bahasa yang sama dia tetap tidak terima. Perlu diketahui oleh kita semua orang awam, prosedur Kartu ATM yang tertelan tidak semudah yang kita bayangkan. Ada pihak ( unit ) terkait yang mengambil kartu dari mesin ATM, lalu menyerahkannya kepada Kantor Cabang Utama penerbit Kartu, lalu diserahkan kembali ke Kantor Cabang Pembantunya (jika memang rekening ada di rekening Cab.Pembantu). Dan itu pun ATM akan dikirim tidak satu per satu, namun sekaligus. Dan itu bukanlah tugas pegawai yang standby di cabang untuk membuka mesin ATM. Kebanyakan nasabah itu salah kaprah dengan hal ini; mereka menganggap bahwa itu adalah tugas dan tanggung jawab orang cabang.

Jumat lalu beliau datang, kami sudah tawarkan untuk mengganti dengan kartu sementara, menunggu KPE nya datang, tapi tetap saja tidak berkenan. So what i should do? Dengan mimik kesal, beliau merekam suara gue entah dengan latar belakang apa. Sejujurnya hati brontak, namun apa daya. Hasil obrolan beliau menceritakan bahwa beliau adalah seorang pencetus KPE tersebut dan mengatakan bahwa ada dari pihak kami menjanjikan bahwa kartu tersebut tidak akan tertelan, kalaupun kemungkinan kartu itu ada tertelan, pihak kami menjanjikan bahwa kartu tersebut akan kembali ke Kantornya. Demikian yang bisa saya tarik kesimpulan. Entah dia mau menyombongkan diri, bangga dengan hal itu whateverlah. 


Sebagai bahan pembelajaran yah guys, kita sebagai seorang berpendidikan, bekerja di suatu departemen pemerintahan besar di Indonesia, booo bahasanya cakep sedikitlah. Malu atuh sama gelar yang ada dibelakang nama itu. Jadilah orang yang bisa diajak diskusi. Jika ingin komplain, yah komplainlah dengan bahasa yang baik, jadilah orang yang bisa cooperate dengan pihak Bank. Kami sebagai petugas Bank juga merasa punya tanggung jawab untuk menyelesaikan keluhan nasabah namun kalau nasabah datang-datang tahunya marah-marah,, pliss dehhh.. Kita juga jadi males kali buat nyari solusi.


Lagian apa untungnya sih marah-marah di Bank? Yang ada malu-maluin diri sendiri kali. Ketahuan banget nggak bisa kontrol emosi. hahhahaha
Ingat yah guys, Hati yang gembira adalah obat yang manjur. 
Kalau suka marah-marah bikin bibit penyakit bertumbuh subur di dalam tubuh. hihihi..

Ok, kelar nasabah ini, datang lagi satu nasabah orang pemerintahan juga. Mengatakan ada dana yang akan masuk yah hitungannya "T" nya. Berhubung gue harus menjaga kerahasiaan data nasabah jadi gue nggak bisa share banyak yakss... Nanti saya dibilang melanggar kode etik. Mendengar kondisi dana yang masuk adalah besar otomatis dong saya sebagai seorang marketing ( kayak kata Pincab saya Everybody is marketer ) ilmu marketing yang terpendam ini otomatis keluar dong. Saya tawarkan untuk masuk menjadi nasabah prioriti, saya tawarkan untuk investasi di Reksadana, Sekuritas, Asuransi yang bersifat investasi namun tetap aman.
Ujung-ujungnya, sekelar nya, beliau bilang begini ke saya. " Sayang yah Mba, waktunya cuma sebentar. Mungkin bolehlah yah kita bertemu di luar ... "
Gue sambut ajakan dia dengan pikiran positif dong. " Boleh, pak. Nanti bisa konfirmasi ke saya kalau Bapak butuh informasi lebih. "

Jabat tangan dong otomatis.. Ehh,,bulu kuduk gue langsung berdiri ketika dia menjabat tangan gue ; salah satu jarinya bermain-main di telapak tangan saya.Mengelitik telapak tangan gue gitu.

Amitttt-amitttt...


Beginilah derita karyawan Bank. Suka duka campur aduk kayak nasi uduk. *enyakkkk... 



.Lady.


Jakarta, 290816 


Share Article on :

Tuesday, August 16, 2016

- Tuesday,16082016 -

Beberapa hari yang lalu saya melakukan kunjungan kepada nasabah yang sedang dirawat di RS Kramat 128, Jakarta Timur. Di ruangan kamar itu saya melihat seorang wanita layu, kurus kering, dengan tubuh lemah, mata tertutup, tangan penuh dengan jarum dan selang infus. 

Seorang pria menyapa, kira-kira berusia 50 tahun. Terlihat wajah penuh pikiran. Tidak banyak kata-kata yang dapat aku rangkai. Demikian juga beliau. Speechless. 

Mungkin jika aku boleh menyimpulkan apa yang ada dipikirannya; SEDIH. Dia tampak sedih namun berusaha tabah. Wanita tersebut adalah istrinya yang divonis kanker payudara stadium empat. Beliau sudah mengidap sakit tersebut kurang lebih 3 tahun yang lalu. Setahun berjalan ternyata sel kanker tersebut sudah menyebar ke otak. Sudah dibawa operasi entah dengan cara seperti apa persisnya, namun beliau sudah dapat beraktifitas normal. Setahun kemudian ternyata sakit itu datang berkunjung kembali. Dan sekarang menggrogoti jantungnya. Sel kanker itu sudah menyebar ke jantung. 

Sang suami bercerita dengan sangat melemah. Aku tahu apa yang kau rasakan, Bapak... Tapi Tuhan jauh lebih merasakan perih itu. Sempat teringat bahwa ketika saya berkunjung beliau harus kembali ke rumah dikarenakan BPJS tidak mampu mengcover biayanya. My Lord.... :(
Besoknya baru boleh kembali dibawa ke Rumah Sakit. 
Dengan kondisi tidak sadar, sang Ibu tersebut harus dibawa ke rumah. Ternyata pelayanan BPJS seperti ini. 

Hari ini sang suami datang untuk mengurus rekening sang istri dengan harapan beliau bisa menggunakan dana yang ada di rekening sang istri untuk bantu-bantu biaya-biaya pengobatan.

" Bagaimana kondisi Ibu, Pak? "
Dengan nada melemah namun tampak memaksakan diri untuk telihat kuat beliau berkata " Saya pasrah, Bu Novi... Tidak ada harapan.. "
" Loh kok gitu Pak? Bagaimana ceritanya? "
" Dokter dari Malaysia dan dokter dari Singapore, Indonesia ini sudah memegang dia. Karena kebetulan dokter-dokter ini adalah teman2 dia. Ada satu dokter yang mengatakan harus operasi. Namun dokter yang satu lagi mengatakan tidak boleh operasi karena fisik istri saya sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi. paling lama juga bertahan 6 bulan, Bu... "
" Apa yang menjadi penyebabnya, Pak? "
" Pola hidup, pola makan istri saya selama ini... "
" Kenapa nggak dibawa ke Darmais saja Pak? "
" Disana juga merupakan RS untuk kanker Bu. Dari awal istri saya sudah dibawa kesana. Dan banyak dokter RSCM disana juga Bu. Kalau saya harus bawa ke Darmais harus mulai dari awal lagi. Sementara istri saya sudah mendapat penganan disana sebelumnya. "

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala. 

" Bapak... Bapak harus tetap optimis bahwa Ibu akan sembuh... Walaupun dokter sudah menvonis bahwa waktunya bertahan hanya sebentar lagi. Mereka hanya manusia biasa, Pak. Yang punya kekuatan menyembuhkan adalah Tuhan. "

" Saya kasihan Bu lihat penderitaan istri saya. Sakit Bu.. pasti sangat menyiksa... "
" Iya Pak.. Pasti.. Saya paham Pak... "

Tiba-tiba saya melanjutkan cerita kepada beliau bahwa saya pernah memiliki teman yang divonis dokter bahwa usianya paling lama adalah 2 tahun lagi. Dokter bahkan menyuruh untuk mempersiapkan penguburannya dan rumah dukanya kepada orang tuanya. Bisa dibayangkan bukan hancurnya perasaan orang tua tersebut. But... God is so amazing... Ketika teman saya ini divonis gagal ginjal dan waktunya hidup tidak akan lama lagi hanya 2 tahun saja oleh dokter, tapi itu bukan vonis dari Tuhan. Temanku itu bertahan sampai 9 tahun lamanya. Walau memang pada akhirnya dia dipanggil Tuhan tepat Januari lalu. Namun saya yakin memang itu sudah habis waktunya di bumi. 

" Percayalah Pak, pasti ada hal yang sedang direncanakan Tuhan untuk istri dan keluarga Bapak. Yang penting kita berdoa dan berusaha untuk kesembuhan Ibu... "
" Terimakasih yah Bu... "

***

Iyesss.. kesehatan itu teramat penting dan mahal. Percuma kita mati-matian kerja, mencari uang beratusan juta namun kita lupa bahwa ada titipan dari Tuhan yang harus kita rawat baik-baik; Tubuh kita sendiri. Tubuh ini adalah titipanNya yang harus kita rawat baik-baik. 

Tersadar bahwa Asuransi itu juga sangat penting. Ada kalanya kita menyisihkan sebagian dari penghasilan kita untuk dibuatkan Asuransi Kesehatan, pendidikan ataupun Jiwa. Kenapa? Sistem pemerintahan Indonesia belumlah cukup memadai dalam mengcover biaya Rumah Sakit untuk masyarakatnya. Terlihat dari kisah ini.
Kematian tidaklah bisa kita hindari. Jika suatu saat kita meninggal dunia, minimal ada dana yang sudah kita persiapkan untuk keluarga yang kita tinggalkan. 

Guys,, ini bukan promosi yah. Tapi, saya pribadi mulai benar-benar merasakan bahwa hal ini penting. Diluar negeri, Asuransi sudah dijadikan sebagai Asset. Carilah perusahaan Asuransi yang terpercaya. Dan jangan pernah lupa untuk benar-benar secara detail memahami produk yang akan dipakai. Dan jangan lupa untuk menginformasikan kepada keluarga terdekat kita bahwa kita memiliki Asuransi. Agar mereka dapat mengklaimnya jika terjadi sesuatu dengan kita si Pemilik produk. 

Dan jangan lupa untuk berdoa dan menyerahkan seluruh hidup ini kepada Sang Khalik. Karena Dialah Sang Pemiliki kita. 




.Lady.
My Office, Jkt. 160816, 17.44pm


Share Article on :