sitoradostdaram sitoradostdaram sitoradostdaram

Tuesday, July 21, 2015

-God be with you, Mrs.Tetty Djanuar -

Beberapa waktu ini aku diperkenalkan dengan rasa kehilangan melalui kisah hidup orang sekitar. 
Dan kali ini aku melihat betapa sakitnya kehilangan orang yang disayangi. Dunia serasa runtuh. Kaki serasa tak mampu menapak. Nafas yang begitu terasa menyesak. Air mata yang tak henti mengalir membasahi pipi. 
Demikianlah mungkin yang dirasakan oleh Ibu Tetty Djanuar yang kemarin pagi kehilangan sang suami terkasih Bapak Harry. 
Menurut cerita beliau, sang suami tidak ada gejala yang mencurigakan. Sang suami meninggal dipelukan beliau ketika beliau melihat sang suami yang tidur tampak sesak menarik nafas panjang. 
Dia memanggil dan berusaha untuk membangunkannya, namun firasat dia berbeda. Walau begitu dia mencoba meyakinkan bahwa sang suami baik-baik saja. Dia membawa sang suami ke rumah sakit terdekat, dan ternyata sang dokter menyatakan bahwa sang suami telah tiada. Diduga dokter bahwa ini karena sakit jantung. Gejala jantung tidak dapat diprediksi. Bisa datang kapan saja. Almarhum bukanlah perokok, namun dia memiliki sakit itu. Siapa yang menduga. Sungguh benar pernyataan bahwa 'usia orang siapa yang tahu?'

Ku tatap wajahnya yang pucat, mata yang membengkak, tubuhnya yang begitu lemah. 
Aku datang menghampirinya,  memeluknya erat, dan diapun menangis begitu kencang. 
"Basa... Basaria... " demikian dia memanggilku. 
" Ibu.. Turut berdukacita yah,bu.. Kuat,bu. Harus kuat untuk adik-adik.. "
Tidak banyak kata yang terlontar dari bibir ini. Air mataku pun turut menetes merasakan apa yang beliau. 

Betapa aku sangat turut berduka; kehilangan pasangan hidup itu mungkin ibarat kehilangan separuh jiwa yang dibawa pergi. Hancur, semua tampak hancur. Rasanya mungkin ingin ikut pergi bersama. 

Kini beliau sendiri. Rasanya seperti apa menjalani hidup sendiri?  Membesarkan kedua anaknya yang masih kecil itu sendiri?  Tidak ada teman berbagi lagi. 
Tuhan.. Betapa beratnya hal itu.

Aku mungkin belum pernah mengalami kehilangan orang yang ku kasihi dan menyanyangiku. Tapi, seperti obrolanku kemarin dengan salah satu temanku bahwa pada akhirnya kita akan mengalami hal itu. Kita harus menjalani itu. Tampak berat jika berjalan sendiri, namun pada akhirnya juga kita bisa melewati itu. Walau memang tidak tertutup kemungkinan jika di suatu waktu kamu menangis dan kembali ingin mengenang masa bersamanya. 

Aku langsung teringat akan kedua orang tuaku. Akankah aku kehilangan mereka? Kapan, Tuhan? Jika hal itu harus terjadi, biarlah itu terjadi waktu dimana aku telah siap kehilangan mereka. 

Ah Tuhan betapa sulitnya aku memahami rencanaMu dalam hidup setiap kami UmatMu. 

Berharga dimata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Mazmur 116:15

Yah, aku percaya bahwa sekalipun tampak sulit dan rumit, kematian setiap orang adalah rencanaNya. Bahwa Dia telah menyusun rancangan masa depan yang indah bagi orang yang dikasihi-Nya sekalipun aku tidak dapat melihat dengan jelas. Namun, biarlah Firman-Mu yang menguatkan dan memampukan kami menjalani hari-hari kami, sekalipun kami telah kehilangan orang-orang yang kami kasihi.

Biarlah Roh KudusMu yang menghibur hati keluarga Ibu Tetty. Karena penghiburan yang nyata sesungguhnya berasal dariMu.

Biarlah damai sejahteraMu yang melampaui segala akal pikiran memelihara hidup kami semua UmatMu.



.LaDy.





Share Article on :

2 comments:

  1. selalu optimis dan yakinlah bahwa apapun yang kita lakukan pasti akan mendapatkan hasil yang sesuia dengan apa yang telah kita lakukan.

    ReplyDelete
  2. Kejujuran adalah hal yang sangat penting di miliki oleh setiap orang. Dengan kejujuran maka anda akan menjadi pribadi yang baik dan berkarakter. Dengan kejujuranlah anda akan bisa menjalin hubungan antar mkanusia yang harmonis.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkomentar. Tinggalkan jejak untuk dikunjungi kembali.