sitoradostdaram sitoradostdaram sitoradostdaram

Monday, June 15, 2015

-Sahabat-

Done !!
Rasanya kesibukkan satu minggu ini belum dapat tergantikan. Butuh 2 hari trip, dan 1 hari tidur seharian, heheheh.. Seminggu ini jadwal full pulang malam terus tanpa dispensasi. Bukan hanya pinggang saja yang encok, tapi mata juga. 

Sabtu kemarin di awali dengan menjalankan perintah Selling Day 2015 sejagad raya Indonesia yang memiliki otorisasi plat BUMN tempat ku kerja ini. Intinya sih, kami seluruh pegawai ditugaskan untuk menawarkan produk bahkan harus closing minimal 2 rekening untuk satu pegawai.Nggak pakai nanggung, kita nawarinnya ke pasar loh. Aku hanya dapat empat, itu juga dalam upaya bujuk rayu membara. Pakai embel-embel logat Sumatra lagi. Kebetulan yang dagang orang Sumatra kebanyakan. Keluar sudah logat Melayu ala Medan ini. Demi sebuntelan pembukaan rekening. 

Tugas ini berakhir tepat pukul 12 siang. Usainya aku bertemu dengan sahabatku Tini. Yah, dia adalah salah satu rekan kerjaku dan sahabat juga. Kurang lebih 3,5 tahun persahabatan ini kami jalani. Kangen rasanya. Apalagi sekarang dia sudah memiliki seorang putra. 
Akhirnya aku memutuskan untuk berkunjung ke rumah barunya di Depok. 
Begitu banyak cerita yang kami bagi. Setelah sekian lama kami tidak bertemu dan komunikasi kami pun sudah mulai jarang diakibatkan aktifitas kami masing-masing. 
But heiii... ternyata hal itu bukan menjadi perusak persahabatan kami. 
Nggak butuh kata-kata yang banyak. Nggak butuh perhatian yang berlebihan. Karena aku percaya, sekalipun komunikasi kami pas-pasan, sekalipun kami hanya berbatas kata-kata dalam memberi perhatian, tapi kami merasakan hal yang sama. Bahwa kami memiliki tali persahabatan yang tak perlu dihumbar-humbar dengan bahasa yang berlebihan. 

Obrolan kami ga pernah jauh dari tentang pria, manajemen perusahaan, pekerjaan yang semakin rumit, ga pernah lupa juga tentang barang-barang diskon favorit. Hahahhaha,, Tini memang paling doyan lihat barang-barang merk diskon.

" Vinop, udah tahu kabar mantanmu kan? Udah menikah loh dia. Aku kaget loh."
Gue cuma tersenyum.
" Tapi memang dari awal udah keliatan bajingan dia itu. Menyesal aku ngenalinnya samamu. "
" Dih, biasa aja kali, Tin. Ya Gue udah ikhlaskan dia kok. Pas putus aku juga nggak mewek kayak dulu-dulu. Ini cukup satu hari sedihnya, besoknya udah hilang kok. Lagian kebayang nggak sih kalau dia sama aku? Tiap hari nggak tenang, penuh kecurigaan terus, saking wanita-wanitanya banyak banget, hehehe... "
" Jadi, sekarang sama siapa, Vinop.. Cerita dong. "
" Huahahaha, nda ada ah. "
" Ah, masa sih? Kamu itu cantik juga kerja, masa nggak ada pria yang mau sih?'
" Yah,, bukan nggak ada sih, Tin. Kayaknya sekarang lebih memilih untuk mendoakan hati, Tin. Kalau dekat-dekat pria, nanti prianya suka, aku nya nda. Sementara kamu tahu sendiri aku itu susah jatuh hati. Kasihan ah sama prianya. Kasihan juga sama hatiku. Keseringan mengenal pria, hahaha.. Bosen. "
" Beuhh,, ingat yah, Vinop. Sudah waktunya berumah tangga loh, nang."
" Wakakkakakk, iya, nang. Tenang aja. Semoga tahun depanlah yah. Nggak perlu lama-lama pacarannya nanti. Kalau sudah sama-sama yakin, nanti langsung menikah sama kami. Hahahaha.."
" Mantap. Gitu dong, nang. Biar marpesta, makan jagal di pestamu aku. "
" Tenang aja, Tin. Khusus samamu, nanti aku pisahkan jambar untukmu, hahahahha.. "
...

Tini itu orang yang selalu memantau kehidupan ku dengan pria. Dia ingin sekali aku menikah. Tapi menikah dengan pria yang benar-benar bertanggungjawab. Selain itu seperti biasa obrolan tentang manajemen perusahaan yang semakin lama semakin sulit dipahami. Atau obrolan sekedar tentang barang diskon yang ada segala macam mall. 

"Kalian pernah berantem dan salah paham nggak sih? " Pertanyaan itu pernah terlontar dari beberapa rekan ku. Heii, aku akan menjawab dengan kata SERING. Hahahha, yahhh, aku sering tidak sepaham dengan dia. Aku bahkan pernah berargumen keras dengannya, bahkan meneteskan air mata. Tampaknya ada pihak yang kurang cukup dewasa ingin merusak persahabatan kami ketika itu. Masih ingat dengan jelas kok tentang hal itu. Kalau aku ceritakan,, butuh berjam-jam untuk menuliskannya, hehehhe.. ;) Intinya, bohong banget jika dia dapat kamu katakan sebagai sahabat kalau kamu sama sekali tidak pernah tidak sependapat dengannya. 

Argumen keras itu sempat membuat aku dan dia berdiam diri. Mungkin kami sama-sama menyimpan rasa kecewa terhadap masing-masing. Andai saja dia benar-benar paham dengan bahasaku. Andai saja dia lebih dulu mendengar perkataanku, mungkin argumen keras itu tidak akan terjadi diantara kami.

Setelah dia pindah ke Depok, aku merasakan kehilangan orang terdekatku. Orang yang selama ini memberi support, mendengarkan ceritaku, dan semuanya. Tapi aku bersyukur, jarak jauh kami bukan membuat kami menjadi menjauh. Rasa menjauh itu hanya sesaat. Hanya ketika kami sama-sama mengintrospeksi diri. 

Itulah sahabat. 
Kamu bisa menjadi diri kamu sendiri di hadapannya. Kamu nggak perlu malu menangis dihadapannya jika kamu diputuskan sang pacar ataupun hal lainnya. 
Jika kamu ingin mengetahui apakah seseorang itu layak untuk menjadi sahabat kamu, coba renungkan hal ini :
"Ketika kamu melakukan kesalahan kepadanya atau sebaliknya, apakah dia memutuskan untuk menghilang darimu? Tanpa sepatah katapun? Atau dia sudah memberikan sepatah kata bahwa dia memaafkanmu, namun dia menghilang darimu?" 
Sesungguhnya dia tidak bisa menjadi sahabat selamanya.

Sahabat itu adalah orang yang akan selalu memaafkanmu sekalipun kamu berulang kali melakukan kesalahan kepadanya. Contoh yang paling sering kita dengar dan kita imani, sahabat itu seperti Bapa di Surga.. Sadar tidak sadar ketika kita melakukan kesalahan, namun Bapa di Surga memberikan Janji Pengampunan kepada kita jika kita mau mengakui kesalahan kita. Kapan DIA pernah meninggalkanmu? Never. Bukankah DIA menjanjikan bahwa ".. Aku senantiasa menyertaimu... " 



.LaDy.
Casabonita Residence, Jakarta 
150615, 1.37 wib

Share Article on :

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkomentar. Tinggalkan jejak untuk dikunjungi kembali.