sitoradostdaram sitoradostdaram sitoradostdaram

Monday, June 22, 2015

-Lalap, Holan Ni..-

Hening...
Paling suka suasana kamar ini. Dengan lantunan lagu kesayangan 'wait for me' si motopony, membuat semakin adem.

Pengen cerita tentang Bokap gue nih. Dia itu The Best Man that I had. Tapi entah kenapa pas ngobrol kemarin gue sempat sebelnya ajubile ke Bokap. Kenapa coba? 
Iya, apalagi kalau bukan soal Hela ( menantu pria).

" Halo, boru.. Bagaimana kabar disana? "
" Baik, Pak. Bapak gimana nih? Ada berita apa? "
" Ini lagi nungguin Mamamu terapih. Lagi ada teman bapak dulu, Silaban, masih ingatnya kau? "
Tenggg.. otak langsung mikir. Tahunya Silaban itu marganya si Jeffry, hahahha.. Orang yang entah seperti apa sekarang ini. Haduh, kenapa nama manusia ini lagi yah nyantol di otak.

" Ohh, ingat, pak. Om Silaban kan? "
" Hehehe, iya. Jaman dulu kalian kan suka panggil om.. Kayak Om Banta sama Om Purba juga. Yah teman kerja dulu lah.. "
" Iya, ingat, ingat.. "
" Novi,,, mana calon hela ini? Udah kepengen Bapak itu ketemu sama calon hela.. "
tiba-tiba terdengar suara dari ujung telepon. Iya, ini suara Om Laban. 
" Busett dah, itu si Om pakai teriak-teriak hela apaan coba? Haduhh, sakit kepala. Suruh om Laban cariin, pak.. "
" Hahahahha, ada-ada saja kau, nang. "
" Habisnya, apaan coba. Masa Om Laban sampai tahu juga sih ah.. "
" Yahh, namanya juga lagi ngobrol. Terus yah nanyalah apa anak perempuannya sudah menikah apa belum. Wajarlah.."
" Ihhh, apaan sih ah. Bikin sakit kepala ah ditanyain itu mulu. Lieur kalau kata orang Sunda. Udah ah, Bapak aja ah yang nyariin buat hela hasian bapak. Aku udah males. "
" Bahhh, kenapa males nang? Janganlah.. Eheee.. "
" Males ah.. Males kenalan-kenalan sama laki-laki lagi. Males aja deh pokoknya. Bosen.. "
" Bahh,, unang songoni boru. ( jangan seperti itu,sayang.) "
" Habisnya, emang kagak ada, pak. Kagak ada yang asyik buat diajak jadi teman hidup seumur hidup. Semuanya aneh-aneh.. "
" Bahh, kok aneh sih ? "
" Iyalah.. aneh-aneh deh pokoknya. Kalau bapak mau ngenalin aku entah sama siapapun itu, aku trima saja. Asal itu pilihan orang Bapak dan Mama. Aku udah bosen, pak. "
Entah kenapa kemarin aku bisa selepas ini. Entah kenapa aku sepesimis ini. Seharusnya bukan perkataan ini yang keluar dari mulutku. Karena aku tahu ini pasti akan membuat hati Bapak sedih.
" Kalau ada yang cocok untukmu, yah bisalah Bapak kenalkan. Bapak juga nggak mau sembarangan ngenalin ke kau, boru.. "
" Yah itulah.. Makanya jangan ditanya-tanya lagi. Pokoknya aku sudah enek dan bosan dengar kalimat itu, Pak. "
" Yah, namanya juga ke borunya, masa nggak ditanyain sih. Kalau Bapak sudah nggak ada lagi, siapa lagi yang ngasih pertanyaan itu? Itu namanya perhatian, nang.. "
" Iya, pak. Tapi mau gimana. Kan belum ada. Pokoknya kalau ada, pasti langsung aku kenalin ke kalian. Nggak akan lama-lama lagi deh pokoknya kalau memang sudah ada yang cocok dengan ku. "
" Iya, boru.. Unang pittor cembetut.. Masa nggak ada sih yang deket sama mu sih, nang? "
" Ada sih, pak. Ada aja itu mah. Tapi aku nya nggak suka. Aku nya nggak mau. Dan nggak mau maksain diri untuk segera menikah sama orang yang sebenarnya nggak bikin aku nyaman dan yakin untuk menjalani pernikahan. Gitu loh, pak. Jadi sabar-sabarlah kalian disana. Kalau si adek mau deluan, silahkan aja aku mah santai. Pernikahan bukan lomba balap sepeda kok. "
" Olo, i pe taho. (iya, itupun jadi). Pokoknya, bapak doakan yang terbaiklah nang. "
" Iya, pak. Aku percaya kok kalau sudah waktunya, pasti ketemu juga sama si hela itu. Aku mau menikmati hidupku sajalah, pak. Daripada pusing mikirin pria, pak. "
" Hahahahha, eehe tahe, boru, boru.. ya sudahlah.. baen ma.. Nikmatilah hidupmu, boru. Jalan-jalan kemanalah. Kalau sudah menikah nanti belum tentu bisa kesana sini. "
" Iya, pak. Santailah kalian disana yah. Doakan saja borumu ini bawa hela hasian yang bisa kalian banggakan."
.....
Itu sekian obrolan yang bikin gue sebenernya enek. Bokap itu selalu saja nanya beginian. Ahhhh,, aku bosen. Kalau saja mereka tahu sesungguhnya gue lelah. Benar-benar lelah. Gue juga nggak mau kalau hanya si prianya saja yang suka sama gue. Tapi gue juga pengennya suka. Gue nggak mau kalau hanya prianya saja yang 'kepo' sama gue, tapi gue juga pengen 'kepo' akan kehidupan dia. Ahhh,, gue nggak butuh kecakepan fisik, karena itu bisa dipoles. Gue nggak butuh materi yang berlebihan, tapi cukup. Itu sudah lebih dari yang aku butuhkan. Aku cukup butuh pria yang bertanggungjawab. Toh, gue juga kerja. Dia nggak perlu stress mikirin cari uang untuk gue. Karena gaji gue ini walaupun hanya pas-pasan tiap bulan tapi masih cukup untuk membeli bedak dan lipstik setiap bulannya. ;)) 

Bapak,,, bukan gue tak sayang. Tapi borumu ini kesulitan jatuh hati. Pernikahan itu harus dilakukan dengan hati-hati. Karena gue tidak mau sembarangan menjatuhkan hatiku kepada orang yang salah.
Aku tidak mau menikah kalau hanya sekedar memenuhi permintaan kalian. Atau hanya sekedar karena gue sudah cukup umur, jadi sudah waktunya menikah. Tapi gue pengen karena memang gue dan dia sama-sama tertarik dan ingin menjalin tali pernikahan untuk seumur hidup kami. 

Bapak, gue butuh rasa ketertarikan. Gue butuh rasa itu. Tampak simpel, tapi prakteknya sulit.

Tuhan,, plisss.. sampaikan kepada Bapak, bahwa aku sangat menyayanginya. Katakan kepada dia bahwa aku akan menjadi seperti yang dia mau. Suatu saat nanti. Menurut waktuMu.

Big Amen !!!


.LaDy.
Share Article on :

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkomentar. Tinggalkan jejak untuk dikunjungi kembali.