sitoradostdaram sitoradostdaram sitoradostdaram

Sunday, May 3, 2015

-LDR-

Jakarta diserbu hujan. Membuat langkah kaki ini sulit melangkah. Aku pun memutuskan untuk duduk manis di salah satu coffee shop terdekat dari tempat peraduanku.

Seperti biasa, aku memilih untuk meneguk secangkir cappucino hangat di temani lantunan music jazz yang ditawarkan oleh coffee shop ini. Kalau kata buku Dee Lestari 'Filosopi Kopi', penikmat cappucino merupakan orang yang menyukai kelembutan sekaligus keindahan. Cappucino adalah kopi yang paling genit. Seorang penikmat cappucino sejati, pasti akan memandangi penampilan yang terlihat di cangkirnya sebelum mencicip. Kalau dari pertama sudah kelihatan acak-acakan dan tak berkonsep, bisa-bisa mereka enggak mau minum. 
Demikian sepatah kalimat yang tertuang dalam buku tersebut. Tidak ada kaitannya dengan obrolanku bersama rekanku, Aldo, di coffee shop kali ini. Kami tidak sedang mencari tahu tipe seperti apakah penikmat cafe latte, atau kopi tubruk sekalipun. Obrolan hangat kali ini berawal dari rekanku yang bingung dengan hubungannya.

" Eh, Lad.. Menurutmu apa sih makna LDR ? "
" Mmmm, LDR itu yahh Long Distance Relationship.. "
" Yeee, semua orang juga tahu. Maksud gue maknanya dan penerapannya. "
" Emang kenapa sih? Lu lagi galau? "
" Iya nih,, gue bingung sama hubungan gue dengan Nita. "
" Loh kok bingung, emang kenapa? Kalian lagi berantem yah? "
" Tapi lu nggak usah bilang Nita dulu yah. "
" Iyee, takut amat sih. Kapan coba gue bocor. Lu jenuh sama doi, terus lu cari cewe lain diluar sana gue juga nggak ngadu kan ke doi? Huhhhhh... Semoga aja pacar gue nggak kayak lu yah, hahahah.. "
" Sialan lu.. serius nih.. Gue mau cerita nih. Gue mau pindah kerja nih.. Dan akibat dari pindah kerja gue ini adalah gue bakal mengalami LDR... Gue pernah iseng-iseng ngobrol ke Nita tentang LDR, doi diem gitu. Terus dia bilang nggak tahu apa siap atau nggak dengan LDR. "
" Weikssss... mau pindah kemana lu? "
" Gue dipindahin ke Manado dalam waktu dekat ini. Dan sekarang gue bingung ngomong ke Nita. "
" Hahhhh? Bingung, kenapa bingung? Ya sudah cerita aja kali ke dia. Pacaran udah satu tahunan masa pakai takut ngomong yang penting seperti ini. Kalian bukan anak kecil lagi toh. "
" Iya, memang, tapi masalahnya takutnya Nita nggak siap.. "
" Jiahhhh,, kenapa lu harus takut? Takut dia pindah ke lain hati? "
" Hooo-oohhh.. " 
" Huhhhh, dasar lu, giliran begini aja lu takut. Hehh... Do,,, mau bagaimana pun ini wajib lu ceritakan ke doi. Siap nggak siap, yah harus siap toh... Yah terima segala konsekuensinya dong.."
" Iya, Lad.. Tapi gue takut hubungan gue malah jadi berakhir. "
" Loh, kenapa lu jadi negative thinking sama hubungan lu? Gimana kalau misalnya hubungan kalian baik-baik saja? "
" Gue takut dia pindah ke lain hati... "
" Gimana kalau ternyata lu yang pindah ke lain hati? Gimana tuh?? "

" Ahhh, elu Lad... Kayaknya gue nggak akan pindah ke lain hati lagi, Lad. Gue udah males putus terus nyari pacar lagi, terus pacaran lagi. Gue pengen membangun hubungan ini lebih dan semakin serius lagi.. "
" Kalau begitu yah sudah nggak ada yang perlu ditakutkan toh. Kalau memang lu pengen serius sama doi, yah lu lamarlah dia. Biar dia semakin yakin... "

" Nahh,itu dia. Tapi lu keep dulu yahh..  Rencananya sih akhir tahun nanti gue ajak doi married. Tapi, aku nggak nyangka akan pindah tugas. Kalau malah pindah tugas begini, malah jadi ribet, takut hatinya melempem.. "
" Kerupuk kali melempem.. Belum dicoba udah mikir aneh-aneh aja lu. Didoakan dong, Aldo.. Diobrolkan baik-baik. Buat dia semakin yakin untuk menunggu lu, bukan malah ketakutan seperti ini yang kamu hadirkan. Yang ada dia kabur kali.. "
" Lu pernah dengar dia dekat dengan pria lain nggak? Atau mantannya tiba-tiba ngajak balikan? "
" Dihhh,, kepo lu.. '
" Wajarlah,,, doi kan pacar gue.. "
" Hahahaha, nggak ada. Sepengetahuanku doi nggak pernah neko-neko dalam menjalin hubungan serius. Lu nya tuh yang masih nggak jelas. "
" Iya, makanya gue pengen melamar doi.. Tapi menurutmu wajar nggak sih kalau berumah tangga berjauhan? "

" Yahh, kalau kamu tanya gue sih, no problem. Keadaan yang membuat kan? Yang penting tetap komitmen. Kecuali lu pengen doi move ke Manado ikut lu. "
" Gue sih pengen tetap di Jakarta saja. Nggak usah ke Manado. "

" Yah sudah tinggal diomongin kan? Tapi yah kalau istri lu pengen ikut lu nya ke Manado, yah jangan dilarang juga. "
" Kalau dari obrolan kami sih, Nita pengen stay di Jakarta saja.. Nggak mau move jauh-jauh. Doi udah nyaman di Jakarta. "
" Ooogitu. Ya sudah, udah enak tuh doi udah betah di Jakarta. Lu tinggal fokus kerja aja di Manado. Doi kerja di Jakarta itu juga kalau doi masih lu ijinkan bekerja. Yah, paling kalian bertemu pas weekend. Mungkin satu bulan dua kali atau tiga kali.. Atau paling nggak sekali sebulanlah.Walau memang berat diongkos. Bisa lu yang ke Jakarta atau doi yang nyamperin lu di Manado. Tapi yah itu konsekuensi toh... Mulai dari sekarang lu nabunglah, hemat-hemat. Semua hobby lu itu, khususnya travelling di kurangi. Bukan stop yah, tapi dikurangi saja. Nanti travellingnya bareng istri dan keluarga saja. Karena kelak keluarga itu adalah point utama. "
" Aman nggak yah hubungan seperti itu? Kasihan anak-anak gue nanti jauh dari gue.. "
" Hahahhaha,, aman-aman aja kali, Do... Yaela, Do... belum nikah juga lu mikirnya udah jauh amat. Nanti kalian juga bakal nemu titik tengahnya kok. Santai aja kali. Kan ada nyokap lu yang bisa nemani doi dan anak-anak lu kelak.. Ada ortunya juga kan. Ahh, ribet juga lu dehhh.. "
" Hahahhaha,,, iya sih... Emak gue sih udah nyuruh untuk segera melamar Nita. Momentnya pas tuh. Bulan Juli nanti gue lamar pas ultahnya doi sekalian ke Medan juga ketemu Ortunya., terus nikahnya di Desember, biar bisa ambil cuti panjang juga. "
" Tuhh, ide lu udah sekreatif ini. Tinggal Iman aja yang ditambah, Do. Heheheh.. Serius, mending omongin baik-baik. Nanti gue coba bantu nenangin Nita kalau dia tiba-tiba galau.. Nanti kalau kalian sudah menikah dan berjarak, kalian akan merasakan betapa berharganya moment kebersamaan yang kalian ciptakan walau hanya sesaat. Percaya deh. "
" Lu kayak udah pengalaman aja, Lad? "
"Gue memang belum married, tapi gue pernah menjalani LDR itu. Ngeri-ngeri sakit karena pasanganku yang tidak sanggup bertahan. Mungkin kalau suatu saat nanti aku memutuskan LDR, yah aku nggak mau merasakan ngeri sakit itu lagi, maunya ngeri-ngeri sedap aja deh.. hehehe.. "

Ini obrolan sekilas antara aku dan Aldo. Mengapa begitu banyak yang ketakutan untuk menjalani hubungan LDR? Intinya sih komitmen bersama. Kalau pada akhirnya ada yang tidak setia dengan komitmen itu, yah berarti bukan jodoh. Anggap saja ini adalah ujian dari sebuah hubungan. Jarak jauh itu perlu. Karena dengan begitu kita bisa melihat masing-masing pasangan kita apakah tetap setia atau sebaliknya. LDR itu diperlukan, karena inilah ujian hati yang menurut beberapa kalangan adalah yang terberat. Tapi LDR ini dalam konteks pacaran yah. Kalau LDR setelah menikah menurtku wajib menjunjung tinggi komitmen. Tidak ada yang boleh melanggar. Kedua belah pihak harus saling menguatkan. Itulah sebabnya perlu yang namanya mengenal karakter pribadi kekasih kita sebelum kita memutuskan untuk menikahinya seumur hidup. Walau memang tidak aku pungkiri juga, kadang kala jodoh itu datang tidak tahu kapan. Tanpa perlu mengenal lama, kita bisa dengan yakinnya mengatakan "Yes I do". 
Lagi-lagi seperti ada yang tertulis, "Apa yang sudah dipersatukan Tuhan, tidak dapat dipisahkan oleh manusia, kecuali maut yang memisahkan." Sudah itu saja. Sisanya yah tinggal berdoa dan saling menyemangati satu sama lain. 
Jenuh??? Wajar.. Bohong banget kalau dalam hubungan itu tidak ada rasa jenuh. Yah itu kembali kepada pribadi masing-masing, bagaimana cara mengatasi kejenuhan, lalu bagaimana caranya agar hubungan itu tetap bertahan dan semakin bertumbuh. 

Jodoh? Entahlah wujudnya seperti apa. Mungkin aku baru bisa menjelaskan dengan detail setelah aku menemukan Jodohku sesungguhnya, dan itu dalam waktu yang tidak dapat aku prediksi. Bisa bulan ini, bulan depan, akhir tahun, tahun depan, atau kapan. Tugasku hanya menunggu sambil memperbaiki diri untuk kelak menjadi wanita yang layak dan pantas bagi pasanganku. Sehingga kelak ketika kami bertemu kami berdua dapat berkata " Terimakasih Tuhan untuk waktu yang begitu indah, atas rancangan hidup yang Engkau susun rapih dalam hidup kami. Adalah rasa syukur yang tak ternilai kami karena kami percaya Pertemuan ini adalah salah satu rancangan ajaibMu. " 
Weikssss... ;*) 



.si Lady.
Starbucks, Jakarta. 030515.18.14wib. 
Share Article on :

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkomentar. Tinggalkan jejak untuk dikunjungi kembali.