sitoradostdaram sitoradostdaram sitoradostdaram

Sunday, March 10, 2013

-Jkt, 100313-

Dengan air mata yang tertumpah..

My Dear Lord...

Kali ini aku benar-benar merasakan hidupku seperti sebuah sinetron. Terlalu banyak adegan-adegan "hiperbola" , menurutku. Terlalu banyak air mata yang menetes dan terlalu banyak cerita yang tertulis dalam alur cerita hidupku.

Aku tidak tahu Tuhan,,, maksud dan rencanaMu atas hidupku. Sungguh tak terselami segala hal yang Kau perbuat.

Mengapa ada cerita di dalam cerita? Mengapa Tuhan???

Begitu banyak kelokan, begitu banyak liku. Sampai kadang kala aku bingung harus melangkah kemana.

Kau adalah sutradara di dalam cerita hidupku. Kau juga penulis skenario atas perjalanan hidupku. Karena itulah aku sering kali bertanya kepadaMu tentang ke arah manakah langkahku.

Terlalu banyak role play yang harus aku lakukan, berulang kali. Ketika salah, aku harus mengulangnya lagi.
Terkadang kala skenarioMu terlalu sulit untuk aku pahami. Sampai kadang aku kelelahan dan terlelap.

My Dear Lord...

Aku lelah,, Aku benar-benar lelah. Namun aku bukan menyerah. Aku tidak menyerah. Dan Engkau pun tahu itu..
Bolehkah aku beristirahat sejenak?
Merebahkan lelahku ini di bahuMu, memelukMu, lalu aku menangis.

Aku tahu, bahwasanya Engkau sedang melatihku untuk menjadi pemain yang hebat. Karena Engkau yakinlah, maka Engkau memercayai skenario rumit ini kepadaku.

Tema dari skenario kali ini adalah MENGALAH...
Tuhann,, berapa lama lagikah aku harus mengalah? Dengan jelas Engkau bahkan tahu betapa perih dan sakitnya aku memerankannya.
Dengan air mata yang tak henti-hentinya terjatuh.
Semua aku lakukan semata-mata karenaMu. Jangan paksa aku untuk mengeluarkan air mata lagi, bolehkah??

Engkau pernah berbisik ke telingaku : "Mengalahlah sebanyak-banyaknya, sampai tak seorang pun dapat mengalahkanmu."
Aku tahu, dan aku percaya,, bahwa aku bisa melakukannya karena Engkau mempercayaiku. Namun,, aku ga sanggup dengan air mata ini, Tuhan... Bolehkah aku melakukannya tanpa harus ada adegan meneteskan air mata?

Tuhan...
Berilah aku hati yang lapang. Lapang dan selalu lapang. Hati yang selalu memaafkan. Biarlah ribuan maaf boleh keluar dari mulut ini.
Jika aku harus meneteskan air mata lagi, tolong usapkan. Agar aku tidak terlihat lemah.
Walau memang aku percaya, ketika aku menangis, itu bukan berarti aku lemah dan menyerah. Aku hanya lelah. Lelah yang tak tertampung lagi..

Aku mohon,,
Jangan pernah lelah untuk menyemangati ku melakukan perananku.
Jika aku salah, ingatkan aku. Agar aku segera memperbaikinya.
Aku yakin, bersamaMu aku bisa melewati semua adegan. Engkau sudah tahu takaran kemampuanku dalam hal menjalani hidup. Aku mohonnn...



Dari AnakMu,,
yang sedang memerankan adegan MENGALAH..


SiLady,
Jkt,100313, SundNite, 22.25wib.

Share Article on :

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkomentar. Tinggalkan jejak untuk dikunjungi kembali.